Selasa, 17 Mac 2009

KEMBALI SETELAH MENYEPI

Fuhhhh...akhirnya aku dapat juga mencelah dalam kesibukan masa yang kukira terlalu kejam buatku akhir-akhir ini hinggakan untuk bernafas terasa amat sesak sekali...kalau aku diibaratkan ikan sudah tentu aku nyawa-nyawa ikan...namun hati ini terasa riang tatkala dapat juga aku menatap blogku yang sekian lama kesepian...namun walau apapun...
Salam buat mereka yang sudi meluangkan waktu senggang untuk merenung titipan bicaraku…
Bila hati dilanda badai derita hati kecil mula berkata-kata… kenapa kiranya Tuhan memilih aku untuk diujiNya???
Kukira sebak yang menyesak dada ini bagai batu berat menghempap pundak hati…namun bila kubaca luahan hati seorang manusia bernama Najwa…pilu dan sayu hati kecik aku…ya andai aku di tempat manusia bernama Najwa apakah bisa aku menghadapinya…berbicara pada ibu yang tak bisa lagi berkata-kata…mengharap andai ibu yang pergi bisa mendengar lagi rintihan hati tatkala masalah menjenguk jiwa…kisah Najwa mengingatkan aku pada satu cerita…

Kisah seorang anak yang mula hanyut dalam keseronokan dunia…sang ibu mula gundah gelana…bimbang andai si anak hilang harga diri…risau kalau si anak yang ditatang bak minyak yang penuh lemas tenggelam dalam keasyikan dunia fatamorgana…lalu sang ibu nekad menyelamatkan sang anak…namun niat suci sang ibu disalah ertikan oleh sang anak lantas tercetus api pertengkaran yang tak terduga oleh sang ibu…inilah kisahnya…
Semangkuk bakso panas
Pada malam itu, Su bertengkar dengan ibunya. Disebabkan tersangat marah dan menganggap ibunya mahu mengongkong kebebasannya, Su segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Keika berjalan di suatu jalan, barulah dia sedar bahwa dia sama sekali tdk membawa purse Bonianya.
Ketika itu juga kakinya mula menyusuri sebuah lorong, kemudian melewati sebuah warung bakso dan segera juga hidung mancungnya mencium harumnya aroma masakan bakso yang tak pernah dia peduli dan bukan taste dia pun. Tapi entah kenapa tak semena-mena perutnya berdangdut minta diisi. Hatinya bagai ditarik-tarik untuk ke warung yang kecil dan agak kotor itu dan mau saja Su memesan semangkuk bakso, tetapi bila kaki mula nak melangkah baru dia sedar betapa bangangnya dia keluar rumah tanpa sesen duit.Hatinya mula menyumpah diri sendiri. Nak menyumpah ibunya tak tergamak takut disumpah jadi si tenggang.
Pakcik tuan punya warung melihat Su berdiri cukup lama di depan warungnya, hingga timbul rasa cuak yang amat sangat tapi diberanikan dirinya. Bila ditelek jam tua di papan warungnya…mak aiii tepat jam 12 malam. Mau tak mau pakcik tuan punya warung menelan air liur yang rasa kering.
Walau peluh jantan mula mengalir laju, pakcik tuan punya warung beranikan gak hati lalu berkata “Cik, nak beli semangkuk bakso ke?” Lama Su merenung pakcik tu hingga pakcik tuan punya warung mula pucat. “ Ya, tapi, saya takde duit” jawab Su dengan malu-malu.
“Takde duit? Tak apa, jangan risau. Pakcik belanja. Free” jawab si pakcik mula menarik nafas lega. “Silakan duduk, pakcik masakkan bakso ”.
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakso. Apa lagi tanpa segan silu Su pun segera makan tapi setelah beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
“Kenapa cik?” tanya si pemilik kedai.“Tidak apa-apa, saya hanya terharu,” jawab Su sambil mengesat air matanya. Yang dah bercampur dengan air hidungnya.
“Saya tak sangka seorang yang saya tak kenal pun sanggup memberi saya semangkuk bakso walaupun tau saya takde duit !, Tetapi ibu kandung saya sendiri, setelah bertengkar dengan saya , mengusir saya dari rumah dan mengatakan kepada saya agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Tapi pakcik, seorang yang baru saya kenal, tetapi begitu kesiankan saya jika dibandingkan dengan ibu kandung saya sendiri” katanya kepada pakcik kedai itu.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Su, menarik nafas panjang dan berkata “Mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, wak hanya memberimu semangkuk bakso dan kau rasa begitu terharu. Tapi cik perasan tak…ibu cik telah memasak nasi untukmu dari saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau langsung tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”
Su terhenyak mendengar kata-kata pakcik yang membahasakan dirinya wak itu.Aduh rasa bagai cili yang baru diblender dijirus ke mukanya. “Mengapa aku tak berpikir ttg hal itu? Utk semangkuk bakso dr org yg baru kukenal, aku begituberterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan langsung tak peduli kepadanya. Dan hanya sebab dia marah tak bagi aku jumpa si Tony yang buaya darat tu, aku bertengkar dengannya.” Su mula membentak kesal dalam hati keciknya.
Su segera menghabiskan baksonya, lalu dia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, Su mula memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kpd ibunya. Sampai saja dia di muka pintu rumah, Su melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Sebaik saja ternampak muka si Su, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Su kau balik, cepat masuk, mak dah siapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, nanti sejuk nasi ngan lauk sambal tumis ikan bilis kesukaan kau tu kalau kau tak makan sekarang. Lagi pun tadi Su keluar je tak sempat makan malam kan”. Pada saat itu Su tdk dapat menahan tangisnya dan dia menangis sambil memeluk ibunya.
Begitulah kita,seperti manusia bernama Su, kita seringkali akan sangat berterima kasih kpd org lain di sekeliling kita untuk satu pertolongan yang kecil yang diberikankepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita perlu lebih berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
Sekadar renungan kita bersama:
Janganlah kita jadi bagai si tenggang atau malin kundang !
Kita seringkali menganggap pengorbanan ibu bapa kita sebagai kewajipan mereka walhal kasih mereka adalah hadiah paling berharga sejak kita dilahirkan !
Atau maukah kita menjadi seperti manusia bernama Najwa yang hanya mula berbicara dengan ibunya setelah ibunya mula dibaluti kain putih?
Tapi itulah manusia bernama KITA yang selalu lupa untuk menghargai apa di depan mata dan hanya menghargainya bila mana telah tiada!!!!
HAI ANAK-ANAK, TAATILAH ORANG TUAMU DALAM SEGALA HAL KERANA ITULAH YANG INDAH DI MATA TUHAN.